Maaf
Siang ini begitu panas,tidak biasanya aku pulang sekolah jalan kaki
seperti ini. Tina sahabatku yang biasa berangkat dan pulang bersamaku
absen karna sakit. Jarak sekolahku dengan rumahku memang jauh. Itu yang
membuatku selalu bersama Tina dengan motornya.
"Panas banget gila." Gumamku dalam hati.
Suara klakson motor mengagetkanku di sela langkahku. Motor itu mendekat padaku,laki-laki yang mengendarai motor itu. Laki-laki itu membuka helm nya dan membuatku sadar siapa orang tersebut.
"Mau dianterin gak Ver?" Ajaknya padaku.
"Boleh deh,capek juga kalo harus jalan sampe rumah." Sahutku menerima ajakannya.
Ya,laki-laki itu bernama Bobi,dia kakak kelasku. Dia suka padaku,aku mengetahui dari dia sendiri. Dia orang yang baik,selalu memperhatikanku dan membantuku menyelesaikan masalahku dengan pacarku saat ini. Ya aku sudah punya pacar,Fahri namanya. Dia orang yang egois,cerewet dan keras kepala. Sudah sekitar 1 tahun ini aku menjalin hubunganku dengannya. Hubungan kami semakin memburuk. Entah aku masih menyukainya atau tidak.
"Panas banget gila." Gumamku dalam hati.
Suara klakson motor mengagetkanku di sela langkahku. Motor itu mendekat padaku,laki-laki yang mengendarai motor itu. Laki-laki itu membuka helm nya dan membuatku sadar siapa orang tersebut.
"Mau dianterin gak Ver?" Ajaknya padaku.
"Boleh deh,capek juga kalo harus jalan sampe rumah." Sahutku menerima ajakannya.
Ya,laki-laki itu bernama Bobi,dia kakak kelasku. Dia suka padaku,aku mengetahui dari dia sendiri. Dia orang yang baik,selalu memperhatikanku dan membantuku menyelesaikan masalahku dengan pacarku saat ini. Ya aku sudah punya pacar,Fahri namanya. Dia orang yang egois,cerewet dan keras kepala. Sudah sekitar 1 tahun ini aku menjalin hubunganku dengannya. Hubungan kami semakin memburuk. Entah aku masih menyukainya atau tidak.
Di perjalanan aku dan kak Bobi membicarakan banyak hal,mulai dari sekolah,pelajaran,hingga hubunganku dengan Fahri. Kak Bobi memang orang yang menyenangkan. Jauh berbeda dengan Fahri.
Hubunganku dengan Fahri terus memburuk. Kami selalu bertengkar. Fahri
tidak suka aku dekat dengan kak Bobi. Aku sudah menjelaskan padanya
kalau kita hanya sekedar teman. Fahri selalu membuatku kesal dengan
keegoisannya,keras kepalanya yang selalu membuatku naik darah. Perlahan
aku mulai tidak menyukainya. Mungkinkah aku menyukai kak Bobi? Ya
sepertinya aku menyukainya,dia jauh lebih baik dari Fahri.
Hubunganku dengan Fahri berakhir. Entah mengapa dia memilih untuk mengakhiri hubungan kita ini. Kabar putusku dengan Fahri merupakan angin segar untuk ka Bobi. Dia menjadi lebih perhatian padaku. Dia juga jadi lebih sering mengajakku bicara.
Sudah sekitar 2 bulan aku putus dengan Fahri. Kami sudah jarang saling bicara atau sekedar sms-an
saja. Tiap sms dia selalu dingin,membuatku kesal sendiri dan membuatku
malas untuk menghubunginya lagi. Sementara ka Bobi masih berusaha
mendapatkanku. Dan rasa suka ku pada ka Bobi semakin bertambah.
Tepat 3 bulan sudah aku putus dengan Fahri. Dering handphone ku
membangunkanku dari tidur siangku. Kulihat handphoneku ada 6 sms pada
handphoneku,dari Fahri.
"Tumben bngt Fahri sms." Pikirku dalam hati.
Satu persatu kubaca smsnya,
"Hai Vero,bisa gk aku minta tolong? Temuin aku di RS. Mitra kamar mawar yah,aku mau ketemu kamu ^^" 11.21
"Aku masih nunggu kamu di sini loh ;)" 12.03
"Hei Ver,ini hari yg istimewa. Aku mau rayain hari ini sama kamu." 12.45
"Hmmm kamu sibuk ya? :(" 13.30
"Oh ya,kamu pasti lagi main sama kaka kelasmu itu ya?" 13.57
"Yaudah,have fun ya. Maaf ganggu ;)" 14.03
"Tumben bngt Fahri sms." Pikirku dalam hati.
Satu persatu kubaca smsnya,
"Hai Vero,bisa gk aku minta tolong? Temuin aku di RS. Mitra kamar mawar yah,aku mau ketemu kamu ^^" 11.21
"Aku masih nunggu kamu di sini loh ;)" 12.03
"Hei Ver,ini hari yg istimewa. Aku mau rayain hari ini sama kamu." 12.45
"Hmmm kamu sibuk ya? :(" 13.30
"Oh ya,kamu pasti lagi main sama kaka kelasmu itu ya?" 13.57
"Yaudah,have fun ya. Maaf ganggu ;)" 14.03
Rasa penasaran itu membuatku datang menemuinya. Aku pergi ke RS itu
bersama kakak ku. Sesampainya di sana aku langsung bertanya pada satpam
yang berada tidak jauh dari pintu masuk RS itu. "Maaf pak,ruang mawar
dimana ya?" Tanyaku pada satpam itu.
"Ade naik lift ke lantai dua,tepat di ujung lobby itu ruang mawar." Jawab satpam itu.
"Makasih ya pak." Jawabku bergegas masuk ke lift.
"Ade naik lift ke lantai dua,tepat di ujung lobby itu ruang mawar." Jawab satpam itu.
"Makasih ya pak." Jawabku bergegas masuk ke lift.
Segera aku dan kakak ku mencari ruang mawar. Di ujung lobby itu aku
melihat ibu nya Fahri. Dia duduk di depan kamar mawar itu dengan isak
tangis. Kulihat juga ayahnya dan beberapa orang lain yang kupikir itu
saudaranya.
"Maaf tante,ada apa ya? Fahrinya mana ya?" Tanyaku pada ibu Fahri
Ibu Fahri tetap menangis tidak menjawab pertanyaanku. Kudengar juga terdengar suara tangis dari dalam ruangan. Sesaat kemudian suster datang dan masuk ke ruang mawar itu. Suara tangis semakin kencang kudengar. Suster membawa keluar sebuah tempat beroda dengan seseorang tidur di atasnya. Seluruh tubuhnya tertutup selimut. Suara ibunda Fahri mengagetkanku dari lamunanku.
"Itu Fahri,suster mau membawanya ke kamar mayat." Tangisnya yang semakin kencang.
"Maaf tante,ada apa ya? Fahrinya mana ya?" Tanyaku pada ibu Fahri
Ibu Fahri tetap menangis tidak menjawab pertanyaanku. Kudengar juga terdengar suara tangis dari dalam ruangan. Sesaat kemudian suster datang dan masuk ke ruang mawar itu. Suara tangis semakin kencang kudengar. Suster membawa keluar sebuah tempat beroda dengan seseorang tidur di atasnya. Seluruh tubuhnya tertutup selimut. Suara ibunda Fahri mengagetkanku dari lamunanku.
"Itu Fahri,suster mau membawanya ke kamar mayat." Tangisnya yang semakin kencang.
Hatiku seakan hancur,tubuhku lemas,kakak ku menopang tubuhku yang tidak
kuat lagi untuk berdiri. Air mataku jatuh saat itu. Dadaku sesak. Tak
kusangka Fahri pergi begitu cepat. Tangisku semakin menjadi-jadi dan
membuatku pingsan saat itu.
Satu minggu sudah Fahri meninggal. Ibunda Fahri menceritakan semua
kejadian itu padaku dengan tangis. Fahri mengidap tumor otak sejak
lama,sekitar 7 bulan lamanya. Dia harus di operasi saat itu. Tepat jam 8
pagi Fahri di operasi di RS itu. Dokter bilang kemungkinannya kecil
untuk bisa mengangkat tumor yang sudah menjalar di otaknya itu. Jam 11
siang dokter mengabarkan kalau dia gagal mengambil tumor otak Fahri.
Harusnya dia sudah tiada saat itu. Namun Fahri masih bertahan. Dia
bilang dia menunggu seseorang untuk datang. Fahri tidak kuat lagi
menahan rasa sakitnya. Dia meninggal tepat sebelum aku datang. Dadaku
teramat sesak mendengar cerita ibunda Fahri itu. Aku sangat menyesal
tidak bisa menemui Fahri saat itu.
Hari ini tepat 3 bulan setelah kepergian Fahri. Aku menghabiskan waktu
siangku dengan online facebook. Tak sengaja aku membuka arsip pesan fb
ku itu. 1 pesan yang membuatku terkejut. Pesan dari Fahri 1 hari tepat
sebelum kepergiannya.
"Hai ver,lagi apa? Udh lama gk ketemu bikin aku kangen. Hahaha,masih
boleh kangen sama kamu kan? Ver,aku pengen bngt ketemu kamu. Besok
dateng ya,kata dokter besok aku harus di operasi. Kamu kaget ya? Maaf
aku gk kasih tau kamu sebelumnya. Aku kena kanker ver,entah kanker apa
namanya. Susah buat sebut nama kanker itu. Aku mau kamu dateng ver,aku
mau kamu ikut doain aku supaya operasinya berhasil. Kata dokter kecil
kemungkinan untuk sembuh ver :( maaf ya aku minta putus waktu itu. Aku
mau kamu tau rasanya tanpa aku. Supaya kamu gk kaget seandainya aku
gagal nanti. Aku udah ngobrol loh sama kakak kelas kamu itu. Dia orang
baik,aku harap bisa gantiin aku nanti. Maaf kalau dulu aku sering ngeluh
sakit tiap kamu ajak jalan Ver. Maaf aku terlalu egois untuk kamu. Aku
minta maaf bngt ya. Aku harap kamu bisa luangin waktu kamu untuk dateng
besok. Aku sayang kamu Vero ^^"
Pesan itu membuatku menangis. Pesan itu membuatku menyesal menyia-nyiakan Fahri saat itu.
"Aduh Vero bodoh bngt sih lo!!" Gumamku dalam hati.
Aku lebih memilih kakak kelasku daripada Fahri yang benar-benar mencintaiku. Bodohnya diriku ini. Maafkan aku Fahri.
"Aduh Vero bodoh bngt sih lo!!" Gumamku dalam hati.
Aku lebih memilih kakak kelasku daripada Fahri yang benar-benar mencintaiku. Bodohnya diriku ini. Maafkan aku Fahri.
The End
Sumber : Alulicious
Tidak ada komentar:
Posting Komentar