KERAJINAN KAYU
Maulana alfahresi n.c
XI.iis.4
BAB 1
PENDAHULUAN
:
A. LATAR BELAKANG
Kayu bukan
hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkanuntuk memenuhi kebutuhan
manusia. Berbagai pemanfatannya telahmembantu kehidupan sehari-hari.Sebagai
bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiriyang dimiliki oleh kayu dan
tidak dapat ditemukan pada materiallain. Karena kayu masih Penggunaan kayu
untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan
dan persyaratan teknis yangdiperlukan,yang mengarah ke jenis kayu yang akan di
pilih.Misalkan :untuk konstruksi(yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan
alamyang tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuklantai(yang
harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi)dapatdipilih jati,bungur
dll.Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secarateknis mengguntungkan.Selain
itu kayu memiliki nilai estetikatersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.Oleh
karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalamtentang
karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak bolehmengabaikan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehinggakita dapat memanfaatkan
potensi kayu secara maksimal dalamberbagai penggunaannya.Baik secara material
maupun metodekonstrusi,mengingat kita berada dalam lingkup teknik
sipil.Denganmempelajarinya,nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayupada
mata kuliah yang bersangkutan nantinya.
B. TUJUAN
1. Membantu
memahami
jenis jenis kayu di Indonesia.
2. Membantu
memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan.
3.
mengetahui macam macam macam cara pengujian kayu.
C. MANFAAT / FUNGSI
1.
Bangunan
2.
Kayu
lapis
3.
Mebel
4.
Lantai
5.
Papan
dinding
6.
Bantalan
7.
Rangka
pintu dan jendela
8.
Bahan
pembungkus
9.
Alat
olah raga dan musik
|
10. Perkapalan
11. Patung, ukiran & kerajinan tangan
12. Finir mewah
13. Korek api
14. Pulp
15. Alat gambar
16. Potlot
17. Arang
18. Tiang listrik dan telepon
|
BAB 2
JENIS-JENIS
KAYU DI INDONESIA :
Berdasarkan bentuk daun :
Ø Kayu berdaun menyirip:
Pohon mangga, pohon nangka, dan pohon jati
Ø Kayu berdaun rumput :
Pohon bamboo
Ø Kayu berdaun memanjang :
Pohon kelapa, pohon aren.
Ø Kayu berdaun majemuk :
Pohon asam, Pohon akasia.
Berdasarkan
Perdagangan di pasar :
Ø Kayu
Dahu
Ø Kayu Durian
Ø Kayu
Jati
Ø Kayu
Kamper
Ø Kayu
Keruing
Ø Kayu
Mahoni
Ø Kayu
meranti putih
Ø Kayu
Merbau
Ø Kayu
Mersawa
Ø Kayu
Raminsengon
Ø Kayu
Akasia
Ø Kayu
Nangka
BAB 3
PENGUJIAN
KAYU
A. UJI GESER TARIK
• Contoh uji berbentuk persegi panjang
lebar 2,5 cm dan panjang 8 – 15 cm.
Sebelah kiri dan kanan dibuat takik lebar 3 mm yang
menembus inti atau lapisan dalam sehingga diperoleh
bidang geser
• Luas bidang geser berkisar 0,4 x 2,5 cm – 2,5 x 2,5 cm
• Untuk mengukur contoh uji digunakan kaliper
• Untuk mengadakan perlakuan dipakai penangas (waterbath) dan oven atau tangki vaku
• Contoh uji berbentuk persegi panjang
lebar 2,5 cm dan panjang 8 – 15 cm.
Sebelah kiri dan kanan dibuat takik lebar 3 mm yang
menembus inti atau lapisan dalam sehingga diperoleh
bidang geser
• Luas bidang geser berkisar 0,4 x 2,5 cm – 2,5 x 2,5 cm
• Untuk mengukur contoh uji digunakan kaliper
• Untuk mengadakan perlakuan dipakai penangas (waterbath) dan oven atau tangki vaku
• Uji geser tarik dilaksanakan dengan
mesin penguji
tarik dan dicatat besar beban pada saat contoh uji
putus atau rusak (beban maksimum)
• Beban maksimum tersebut (kg) dibagi dengan luas
bidang geser (cm2) menghasilkan nilai keteguhan
rekat (kg/cm2)
• Pada beberapa standar diadakan koreksi berdasarkan :
- Jenis kayu
- Perbandingan tebal inti dengan lapisan luar
- Berat jenis (kerapatan) kayu lapis
- Kerusakan kayu yang terdapat pada bidang geser
tarik dan dicatat besar beban pada saat contoh uji
putus atau rusak (beban maksimum)
• Beban maksimum tersebut (kg) dibagi dengan luas
bidang geser (cm2) menghasilkan nilai keteguhan
rekat (kg/cm2)
• Pada beberapa standar diadakan koreksi berdasarkan :
- Jenis kayu
- Perbandingan tebal inti dengan lapisan luar
- Berat jenis (kerapatan) kayu lapis
- Kerusakan kayu yang terdapat pada bidang geser
STANDAR ISO
• Ada 3 kelas mutu perekatan yaitu kelas 1 (keadaan kering), kelas 2 (keadaan lembab) dan kelas 3 (keadaan eksterior)
STANDAR ISO (LANJUTAN)
Perlakuan contoh uji
a. Contoh uji direndam dalam air suhu (20 ± 3)oC selama 24 jam
b. mengurangi suhu sampai 20oC
c. Contoh uji direndam air mendidih 4 , dioven pada suhu (60 ± 3)oC selama 16-20 jam, direndam air mendidih 4 jam, didinginkan dalam air suhu (20 ± 3)oC minimum 1 jam untuk mengurangi suhu sampai 20oC
d. Contoh uji direndam dalam air mendidih 72 jam, direndam air suhu (20 ± 3)oC minimum 1 jam untuk mengurangi suhu sampai 20oC
• Penetapan kerusakan kayu pada contoh uji keteguhan rekat dilakukan dalam keadaan kering
STANDAR ISO (LANJUTAN)
Pengujian diulang dengan membuat contoh uji baru bila:
• Contoh uji putus (bidang geser utuh)
• Tidak terjadi kerusakan kayu karena ada kertas
• Kerusakan kayu 50% atau lebih berasal dari venir silang
Persyaratan garis rekat
• Ada 3 kelas mutu perekatan yaitu kelas 1 (keadaan kering), kelas 2 (keadaan lembab) dan kelas 3 (keadaan eksterior)
STANDAR ISO (LANJUTAN)
Perlakuan contoh uji
a. Contoh uji direndam dalam air suhu (20 ± 3)oC selama 24 jam
b. mengurangi suhu sampai 20oC
c. Contoh uji direndam air mendidih 4 , dioven pada suhu (60 ± 3)oC selama 16-20 jam, direndam air mendidih 4 jam, didinginkan dalam air suhu (20 ± 3)oC minimum 1 jam untuk mengurangi suhu sampai 20oC
d. Contoh uji direndam dalam air mendidih 72 jam, direndam air suhu (20 ± 3)oC minimum 1 jam untuk mengurangi suhu sampai 20oC
• Penetapan kerusakan kayu pada contoh uji keteguhan rekat dilakukan dalam keadaan kering
STANDAR ISO (LANJUTAN)
Pengujian diulang dengan membuat contoh uji baru bila:
• Contoh uji putus (bidang geser utuh)
• Tidak terjadi kerusakan kayu karena ada kertas
• Kerusakan kayu 50% atau lebih berasal dari venir silang
Persyaratan garis rekat
B. UJI DELAMINASI
Terdapat pada Standar Jepang dan Standar Amerika
1. Standar Jepang
Uji delaminasi dilakukan untuk kayu lapis yang mempunyai lapisan dengan arah serat sejajar dan untuk papan blok
• Contoh uji berukuran 7,5 cm x 7,5 cm
• Contoh uji diberi perlakuan sesuai dengan tipe perekat.
Setelah perlakuan, contoh uji diperiksa dan diukur panjang lapisan yang lepas atau terbuka
• Alat yang diperlukan : kaliper, penangas dan oven
• Persyaratan minimum: panjang lapisan yang lepas atau terbuka (delaminasi) kurang dari 2,5 cm. Bila 2,5 cm atau lebih berarti tidak memenuhi syarat
2. Standar Amerika
a. Kayu lapis kurang dari 6mm (IHPA, 1986)
- Untuk menguji kayu lapis tipe II
- Contoh uji berukuran 12,7 x 5 cm sebanyak 10 buah diambil
dari setiap panel dari 5 tempat yaitu bagian ujung kiri dan
kanan, bagian sisi atas dan bawah serta bagian tengah
- Perlakuan terhadap contoh uji 3 kali siklus pencelupan
Setiap siklus terdiri dari:
(1) Contoh uji direndam air 24°C ± 3°C selama 4 jam
(2) Contoh uji dikeringkan dalam oven 49°C - 52°C selama 19 jam dengan peredaran udara yang cukup untuk mengurangi kadar air contoh uji sampai maksimum 8%
Persyaratan :
Contoh uji dianggap rusak bila salah satu delaminasi antara dua lapisan , > 50 mm panjangnya, dalamnya > 4,2 mm dan lebarnya (tinggi bagian yang terbuka) 0,0762 mm sesuai dengan tebal alat pengukur yang dipakai (feel gauge 0,003 inci). Sembilan dari 10 c.u. harus lolos siklus pertama dan 8 dari 10 c.u harus lolos siklus ketiga
b. Kayu lapis tebal 6 mm ke atas (IHPA, 1988)
Uji delaminasi dikerjakan untuk kayu lapis tipe I yang
mengandung laminasi sejajar dan untuk kayu lapis tipe II
(1) Kayu lapis tipe I
Contoh uji berukuran 76,2 x 76,2 mm
Banyaknya contoh uji 10 buah diambil dari setiap panel, dengan perlakuan sbb:
- Contoh uji direbus air mendidih selama 4 jam
- Contoh uji dikeringkan dalam oven 60°C ± 3°C selama 20 jam
- Contoh uji direbus air mendidih selama 4 jam
- Contoh uji dikeringkan dalam oven 60°C ± 3°C selama 3 jam
Suatu contoh uji dianggap rusak bila terjadi delaminasi lebih dari
25,4 mm. Jumlah contoh uji yang baik minimum 90%
(2) Kayu lapis tipe II
Contoh uji berukuran 127 x 50 mm diambil minimum 6 buah dari
setiap lembar panel.
Terdapat pada Standar Jepang dan Standar Amerika
1. Standar Jepang
Uji delaminasi dilakukan untuk kayu lapis yang mempunyai lapisan dengan arah serat sejajar dan untuk papan blok
• Contoh uji berukuran 7,5 cm x 7,5 cm
• Contoh uji diberi perlakuan sesuai dengan tipe perekat.
Setelah perlakuan, contoh uji diperiksa dan diukur panjang lapisan yang lepas atau terbuka
• Alat yang diperlukan : kaliper, penangas dan oven
• Persyaratan minimum: panjang lapisan yang lepas atau terbuka (delaminasi) kurang dari 2,5 cm. Bila 2,5 cm atau lebih berarti tidak memenuhi syarat
2. Standar Amerika
a. Kayu lapis kurang dari 6mm (IHPA, 1986)
- Untuk menguji kayu lapis tipe II
- Contoh uji berukuran 12,7 x 5 cm sebanyak 10 buah diambil
dari setiap panel dari 5 tempat yaitu bagian ujung kiri dan
kanan, bagian sisi atas dan bawah serta bagian tengah
- Perlakuan terhadap contoh uji 3 kali siklus pencelupan
Setiap siklus terdiri dari:
(1) Contoh uji direndam air 24°C ± 3°C selama 4 jam
(2) Contoh uji dikeringkan dalam oven 49°C - 52°C selama 19 jam dengan peredaran udara yang cukup untuk mengurangi kadar air contoh uji sampai maksimum 8%
Persyaratan :
Contoh uji dianggap rusak bila salah satu delaminasi antara dua lapisan , > 50 mm panjangnya, dalamnya > 4,2 mm dan lebarnya (tinggi bagian yang terbuka) 0,0762 mm sesuai dengan tebal alat pengukur yang dipakai (feel gauge 0,003 inci). Sembilan dari 10 c.u. harus lolos siklus pertama dan 8 dari 10 c.u harus lolos siklus ketiga
b. Kayu lapis tebal 6 mm ke atas (IHPA, 1988)
Uji delaminasi dikerjakan untuk kayu lapis tipe I yang
mengandung laminasi sejajar dan untuk kayu lapis tipe II
(1) Kayu lapis tipe I
Contoh uji berukuran 76,2 x 76,2 mm
Banyaknya contoh uji 10 buah diambil dari setiap panel, dengan perlakuan sbb:
- Contoh uji direbus air mendidih selama 4 jam
- Contoh uji dikeringkan dalam oven 60°C ± 3°C selama 20 jam
- Contoh uji direbus air mendidih selama 4 jam
- Contoh uji dikeringkan dalam oven 60°C ± 3°C selama 3 jam
Suatu contoh uji dianggap rusak bila terjadi delaminasi lebih dari
25,4 mm. Jumlah contoh uji yang baik minimum 90%
(2) Kayu lapis tipe II
Contoh uji berukuran 127 x 50 mm diambil minimum 6 buah dari
setiap lembar panel.
BAB 4
KESIMPULAN
DAN SARAN
v Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.
2.
Kayumemiliki kelebihan
serta kekurangan. Kelebihannya yaitu bahan alami yangdapat
diperbaharui, kuat tarik yang tinggi, dapat dibuat dengan berbagaimacam desain
dan warna, memberi efek hangat, bahan penyekat yang baik pada
perubahan suhu di luar rumah, dapat meredam suara. Kekurangannyayaitu, mudah menyerap air, mudah mengalami kembang-susut, kurangtahan terhadap pengaruh cuaca, rentan terhadap rayap.4.Penyebab
kerusakan dan cacat
pada kayu yang terjadi yaitu, cacat matakayu, pecah dan belah, pecah busur dan pecah gelang,
hati rapuh, arah serat,serangan jamur kayu,
serangan serangga perusak kayu serta lubang gerek dan lubang cacing laut
v Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulisan
makalah ini yaitu
agar selalumemperhatikan kalimat
yang ditulis agar tidak terjadi kesalahan dalam kalimat yang akan ditulis
BAB 5
PENUTUP
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis
kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam rangka menentukan rencana
penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-beli atau perdagangan
kayu.Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah
dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu
hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang
dan terus menerus.Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses
pening-katan kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.
Demikianlah makalah ini saya susun dengan mengumpulkan data
dari berbagai media. Mungkin malakah ini masih jauh dari kata sempurna, namun
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar nantinya kami
akan lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.
Sekian
kami ucapkan terima kasih atas bimbingan dosen pengajar yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar